Senin, 14 September 2009

Model-model Komunikasi

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Oleh:

Nurlayla (107211410516)

Model komunikasi digunakan untuk memahami fenomena komunikasi. Model merupakan sebuah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dalam fenomena tersebut. Sereno dan Mortensen mendefinisikan model komunikasi sebagai deskripsi ideal mengenai piranti-piranti yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model adalah teori yang disederhanakan, gambaran informal untuk menggambarkan atau menerapkan teori.

A. Fungsi dan Manfaat Model

Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan dan menerapkan teori serta membuat pengguna menemukan cara untuk memperbaiki konsep-konsep. Tiga fungsi model komunikasi menurut Gordon Wiseman dan Larry Barker adalah melukiskan proses komunikasi, menunjukkan hubungan visual, serta membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

Deutsch mengemukakan empat fungsi model yaitu: mengorganisasikan kemiripan data dan hubungan yang tadinya tidak teramati; heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui); prediktif (memungkinkan peramalan dalam berbagai tipe); dan pengukuran (mengukur fenomena yang diprediksi). Pada akhirnya fungsi-fungsi tersebut dapat dijadikan dasar penilaian suatu model.

Manfaat model antara lain adalah sebagai kerangka rujukan untuk memikirkan masalah. Karakter kegagalan model bisa jadi memberikan petunjuk mengenai kekurangan model tersebut. Menurut Bross keuntungan lain pembuatan model adalah terbukanya problem abstraksi. Mengingat rumitnya dunia nyata, suatu tingkat abstraksi dibutuhkan untuk mengambil keputusan.

B. Tipologi model

Berikut ini taksonomi model menurut Gerhard J. Hanneman dan William J. McEwen.


Model mental mempresentasikan proses mental internal. Model simbolik menggunakan simbol-simbol sebagai wujud presentasi, yang terdiri dari model matematik (misalnya E=mc2) yang lazim digunakan dalam mempelajari atau mengembangkan ilmu pasti dan model verbal. Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata. Model verbal kadang kala mengalami kendala keterbatasan bahasa sehingga model ini sering dibantu dengan grafik, diagram, atau gambar. Model ini dapat digunakan untuk menyatakan hipotesis atau menyajikan hasil penelitian, contoh yang sering kita jumpai adalah model stuktur organisasi.

Model fisik terbagi dua yaitu model ikonik (penampilan umum menyerupai objek yang dimodelkan) dan model analog (mempunyai fungsi yang menyerupai objek meski penampilannya tidak menyerupai objek yang dimodelkan). Dengan adanya model fisik, ilmuwan dapat mempelajari fenomena lewat model yang mempresentasikannya. Model umumnya lebih sederhana dibandingkan objek sebenarnya, hal ini juga menimbulkan bahaya oversimplifikasi. Bahaya lain penggunaan model adalah keterikatan yang berlebihan antara ilmuwan dan modelnya. Kebermanfaatan model dapat dikaji melalui perbandingan kinerja objek dengan kinerja replikanya.

Pembuatan model merupakan upaya penting dalam memajukan ilmu pengetahuan sehingga model-model yang tercipta harus lulus pengujian jika diterapkan kapan pun dan oleh siapa pun. Bross menggambarkan interaksi model dan data sebagai berikut.

Model 1

Model 2

Model 3


DUNIA SIMBOLIK

Evaluasi:

O.K.

Evaluasi:

Tidak Baik

Evaluasi:

Buruk


_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Data

Data Baru

Data Baru

Data Baru


DUNIA NYATA

Seperti juga teori, model dapat diterima sepanjang belum dinyatakan keliru berdasarkan data terbaru yang ditemukan di lapangan. Model yang baik biasanya telah melewati banyak ujian dan selalu dapat berkembang. Hal tersebut berlaku pada model komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diamati. Oleh karena sifat fenomena sosial yang sangat cair, dinamis, dan berubah-ubah, pembuatan model komunikasi menjadi lebih sulit.

C. Model-Model Komunikasi

Penggunaan model adalah untuk mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi dan hubungan antara unsur-unsur tersebut. Beberapa model komunikasi adalah:

· Model S – R

Model stimulus—respon (S—R) merupakan model komunikasi paling dasar yang dipengaruhi oleh disiplin psikologi.


Stimulus Respon

Komunikasi dalam model ini dipandang sebagai proses aksi—reaksi yang sangat sederhana. Model S—R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan—tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Proses ini dapat bersifat timbal-balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya. Model S—R mengabaikan fakta komunikasi sebagai suatu proses, bahwa perilaku (respon) manusia dapat diramalkan dan komunikasi dianggap statis.

· Model Aristoteles

Model Aristoteles sering juga disebut model retoris. Model ini adalah rumusan komunikasi verbal pertama, yakni komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tiga unsur dasar proses komunikasi adalah pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).


Fokus model ini adalah telaah komunikasi retoris yang kini dikenal dengan komunikasi publik. Menurut Aristoteles persuasi dalam komunikasi publik bergantung pada siapa Anda (etos—keterpercayaan Anda), argumen Anda (logos—logika dalam pendapat Anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (phatos—emosi khalayak).

Kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis dan tidak dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam persuasi.

· Model Lasswell

Dalam sebuah artikel klasik yang ditulisnya pada tahun 1948 yang berjudul The Structure and Function of Communication in Society, Lasswell menyajikan suatu model komunikasi yang berbentuk sederhana. Model ini sering diajarkan kepada mahasiswa yang baru belajar ilmu komunikasi. Menurut Lasswell komunikasi dapat didefinisikan sebagai :
Siapa (who)
Bicara apa (says what)
Pada saluran mana (in which channel)
Kepada siapa (to whom)
Dengan pengaruh apa (with what effect)

Lasswell juga mengungkapkan tiga fungsi komunikasi yaitu pengawasan lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan, dan transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Lasswell mengakui bahwa tidak semua komunikasi berlangsung dua arah, dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Model ini sering digunakan dalam komunikasi massa, dan mengisyaratkan bahwa pesan dapat dibawa oleh lebih dari satu saluran. Para ahli menganggap model ini terlalu menyederhanakan masalah.

· Model Shannon dan Weaver

Model ini muncul pada tahun 1949, terinspirasi oleh pertanyaan “apa yang terjadi pada informasi sejak saat dikirim hingga diterima?” mereka menawarkan model komunikasi berikut ini:

Information

Source Transmitter Mesaage Destination


Noise Source

Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model Shannon dan Weaver melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan tersebut. Salah satu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Saat ini gangguan tersebut tidak sebatas pada eksternal sumber pesan tapi juga factor internal seperti gangguan fisik dan psikologis.

· Model Schramm

Schramm 1

Source Encoder Signal Decoder Destination


Oval: messageSchramm 3


Model ketiga Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Dalam model ketiga kita dapat melihat umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagi komunikasi. Dalam proses penyandian, pengalaman penyandi dan penerima sangat berpengaruh dalam proses komunikasi. Apabila antara keduanya memiliki wilayah pengalaman yang sama dalam jumlah besar, kemungkinan yang terjadi adalah lancarnya prowess komunikasi. Dalam model ketiga juga jelas terlihat bahwa setiap orang dalam proses komunikasi berperan sebagai encoder sekaligus decoder.

· Model Newcomb (Model ABX atau Model Simetri)

Newcomb memandang komunikasi dari prespektif psikolog social, terutama berkaitan dengan interaksi manusia. Model ini menyajikan bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi, seseorang ( A ) menyampaikan informasi kepada orang lain ( B ) mengenai sesuatu (X). Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi.

X X X

+ + + -

A B A + B A - B

1. Orientasi A terhadap X, yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus didekati atau dihindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)

2. Orientasi A terhadap B

3. Orientasi B terhadap X

4. Orientasi B terhadap A

Simetri dimungkinkan karena seseorang (A) yang siap memperhitungkan sikap seseorang lainnya (B). simetri juga mengesahkan orientasi seseorang terhadap X. Dengan kata lain, bila A dan B mempunyai sikap positif satu sama lain terhadap X, maka hubungan itu merupakan simetri. Bila A dan B saling membenci, dan salah satu menyukai X sedangkan lainnya tidak, hubungan itu juga merupakan simetri. Akan tetapi jika A dan B saling menyukai namun mereka tidak sependapat mengenai X atau jika mereka saling membenci namun sependapat mengenai X, maka hubungan mereka bukan simetri. Pada model Newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.

· Model Westley dan MacLean

Model yang dicetuskan sekitar tahun 1957 ini mencakup komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa, dan memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, sementara dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda.

Dalam model ini terdapat lima unsur yaitu objek orientasi (X), pesan (X’), sumber (A), penerima (B), dan umpan balik (fBA). Westley dan MacLean juga menambahkan suatu unsur lain yaitu “penjaga gerbang” (C) atau pemimpin pendapat (opinion leader) yang menerima pesan (X’) dari sumber (bisa juga menyoroti objek orientasi) dalam lingkungannya. Berdasaran X’ yang telah didapat, penjaga gerbang kemudian menciptakan pesannya sendiri (X”) yang ia kirimkan pada penerima (B). Maka terbentuklah suatu sistem penyaringan, karena penerima tidak mendapat pesan langsung adri sumbernya melainkan dari orang lain.

Model Westley dan MacLean juga membedakan pesan yang bertujuan (purposif) dengan pesan yang tidak bertujuan (nonpurposif). Pesan yang bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam lingkungan. Sedangkan pesan yang tidak bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber kepada penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang tapi tidak dimaksdukan untuk mempengaruhi penerima.

· Model Gerbner

Model ini merupakan perluasan dari model Lasswell yang terdiri dari model verbal dan model diagramatik. Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut:

1. Seseorang (sumber, komunikator)|

2. Mempresentasikan suatu kejadian

3. Dan bereaksi

4. Dalam suatu situasi

5. Melalui suatu alat (saluran; media; rekayasa fisik; dll)

6. Untuk menyediakan materi

7. Dalam suatu bentuk

8. Dan konteks

9. Yang mengandung isi

10. Yang mempunyai suatu konsekuensi.

Sementara itu model diagramatik Gerbner adalah seperti berikut:

Encode

Source Transmitter Receiver Destination


Message Signal Sig. rec’d. Message rec’d.

Noise Source



Transmitter


message sent

message received

Signal sent

Jadi, model ini menunjukkan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepada suatau transmitter yang pada gilirannya mengirimkan sinyal pada penerima; dalam transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSSE bagi sasaran.

· Model Berlo (Model S-M-C-R)

Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.

Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dieprgunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.

Kelebihan model Berlo adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi massa, tapi juga mencakup komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Sedangkan keterbatasan model ini adalah meski menganggap komunikasi sebagai proses, model Berlo menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis.

· Model DeFleur

Model ini lebih menyoroti komunikasi massa dari pada komuniaksi antarpribadi dan merupakan perluasan dari beberapa model sebelumnya. DeFleur memasukkan unsur perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device).


Fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi balik—mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan (sistem simbol yang signifikan). Menurut DeFleur komunikasi terjadi lewat operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoretis.

· Model Tubbs

Model ini menggambarkan komunikasi dua orang (diadik). Model Tubbs sesuai dengan konsep komunikasi sebagai transaksi. Ketika kita berbicara (mengirimkan pesan), sebenarnya kita juga mengamati perilaku mitra bicara kita dan kita bereaksi terhadap perilaku yang kita lihat tersebut. Proses ini bersifat timbale balik atau saling mempengaruhi.

Model Tubbs menggambarkan komunikasi sebagai proses yang sinambung, tanpa awal dan tanpa akhir. Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga nonverbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indra, terutama pendengaran, penglihatan, dan perabaan. Gangguan dalam model Tubbs terbagi menjadi dua yaitu gangguan teknis dan gangguan semantis.

· Model Gudykunst dan Kim

Model ini sebenarnya merupakan model komunikasi antarbudaya, yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya berlainan, atau komunikasi dengan orang asing. Meskipun model ini juga tetap berlaku pada setiap orang, karena pada adsarnya tiak ada dua orang yang mempunyai latar budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya yang persis sama.

Pengaruh-pengaruh budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya berfungsi sebagai filter konseptual untuk menyampaikan maupun menyandi balik pesan. Pengaruh budaya dalam moel ini meliputi faktor-faktor yang yang menjelaskan kemiripan dan perbedaan budaya, misalnya pandangan dunia (agama), bahasa, sikap terhadap manusia, dsb. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi nilai, norma, dan aturan dalam perilaku komunikasi kita.

Salah satu unsur yang melengkapi model Gudykunst dan Kim adalah lingkungan. Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi-balik pesan. Oleh karena itu, antara dua orang komunikator mungkin mempunyai persepsi dan orientasi yang berbeda terhadap lingkungan, mereka mungkin menafsirkan perilaku dengan cara yang berbeda dalam situasi yang sama.

· Model interaksional

Model ini memiliki karakter yang kualitatif, nonsistemik, dan nonlinier. Komunikasi digambarkan sebagai pembentukan makna (penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain) oleh para peserta komunikasi. Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran, dan tindakan. Menurut model interaksi simbolik, orang-orang sebagai peserta komunikasi bersifat aktif, reflektif dan kreatif, dan menampilkan perilaku yang sulit diramalkan. Paham ini menolak gagasan bahwa individu adalah organisme pasif, dalam konteks ini Blumer mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model Interaksional. Pertama, manusia bertindak mengenai makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya. Kedua, makna berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. Ketiga, makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah melalui proses penafsiran dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya.

KESIMPULAN

Model komunikasi digunakan untuk memahami fenomena komunikasi. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan dan menerapkan teori serta membuat pengguna menemukan cara untuk memperbaiki konsep-konsep. Taksonomi model secara umum dijelaskan dalam taksonomi model Gerhard J. Hanneman dan William J. McEwen. Model komunikasi dapat diterima sepanjang belum dinyatakan keliru berdasarkan data terbaru yang ditemukan di lapangan.

Daftar Rujukan

· Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

· Nursidik, Yahya. 2009. Perbedaan Aspek dalam Komunikasi. www.apadefinisinya.blogspot.com.

·