Selasa, 13 Oktober 2009

ragam bahasa indonesia

Kemarin nggak sengaja aku membuka sebuah blog yang unik, nasionalis banget… Pada deskripsi judul blognya tercantum sumpah pemuda, hhhmmm saluuutt!
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia.
Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putera dan puteri Indoesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Akhirnya kepikiran dweeh cari informasi tentang bahasa Indonesia, dan inilah hasilnya…..

RAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAKU
Istilah baku (standard) mengacu pada tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas dan yang diterapkan berdasarkan kesepakatan. Pada dasarnya ragam baku secara linguistic atau secara kebahasaan adalah dialek juga,baik dialek regional maupun dialek sosial. Ragam tersebut menjadi baku karena memiliki prestise sosial tertentu. Prestise mungkin diperoleh karena suatu dialek itu mempunyai peranan penting di kalangan masyarakat luas. Dialek itu menjadi semacam lingua franca di kalangan masyarakat, dan fungsi penting inilah rupanya yang menyebabkan dialek itu menjadi baku.
Jadi ragam baku = dialek + prestise.
Variasi dalam Ragam Baku
Dalam ragam baku juga terdapat kemungkinan akan adanya variasi. Contohnya ragam baku dalam bahasa lisan (BL) dan bahasa tulis (BT), BL umumnya lebih mudah diidentifikasi karena relative lebih stabil dari pada BL. BL lebih kurang stabil karena pelafalannya yang seolah berayun sehingga sulit mendapatkan titik yang pasti.
Ragam Baku dan Ragam Umum
Ragam baku tidak selalu umum dan ragam umum tidak selalu baku. Kehidupan masyarakat yang majemuk dengan tingkat pendidikan yang tidak merata menyebabkan penggunaan bahasa baku kurang berkembang. Kaidah yang dipakai masyarakat umum kadang berbeda dengan standar kaidah yang telah ditetapkan.
Ragam Baku dan Nonbaku
Secara keseluruhan ragam baku itu hanya ada satu dalam sebuah bahasa, dengan kata lain ragam-ragam selebihnya (termasuk dialek) merupakan ragam nonbaku. Dari sudut kebahasaan, terdapat perbedaan antara ragam baku dan nonbaku antara lain tata bunyi, tata bentukan, kosa kata, dan tata kalmat. Dalam BI ejaan yang diakui baku adalah EYD, sehingga penulisan yang tidak sesuai dengan EYD adalah ejaan nonbaku. Sayangnya dalam BI belum ada pengaturan yang tuntas mengenai pelafalan, sehingga batas antara baku dan nonbaku masih agak kabur meski tetap ada batas-batas tertentu yang memisahkan keduanya.
Ciri-ciri Ragam Baku
• Karena ragam baku berasal dari dialek, maka jumlah penutur asli (native speaker) bahasa baku lebih sedikit dibandingkan penutur bahasa.
• Ragam baku merupakan ragam yang biasanya diajarkan pada orang lain yang bukan penutur asli bahasa tersebut.
• Ragam baku mampu memberi jaminan kepada pemakainya bahwa ujaran yang dipakai kelak dapat dipahami oleh masyarakat luas, lebih luas dari pada jika dia memakai dialek regional.
• Sepanjang ragam tersebut menyangkut ragam baku dalam bahasa nasional atau bahasa resmi, biasanya ragam itu dipakai oleh kalangan terpelajar, kalangan cendikiawan dan ilmuwan, atau setidaknya dalam karya tulis ilmiah.
• Ragam baku mempunyai bentuk-bentuk kebahasaan tertentu yang membedakannya dengan ragam-ragam lain. Ciri kebahasaan itu dalam bahasa baku pasti dan dipakai secara ajeg (konsisten).
Permasalahan yang muncul saat ini adalah semakin jarangnya penggunaan bahasa baku di kalangan pemuda dan pelajar. Bahkan, semakin sering ditemui dalam konteks formal seperti dalam kelas saat perkuliahan, siswa cenderung menggunakan ragam akrab untuk berkomunikasi. Terlebih lagi dengan datangnya era globalisasi, bahasa asing menyerbu bangunan kebahasaan kita yang masih rapuh, dan yang mengkhawatirkan adalah pengguna bahasa kebanyakan menganggap bahasa asing (contoh, bahasa Inggris) lebih memiliki prestise dari pada bahasa Indonesia, terlebih bahasa ibu.
Akankah nasib bahasa persatuan kita sama seperti berbagai bahasa daerah yang hilang ditelan waktu?
Dari: Sumarsono & Partana, Paina. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.

Minggu, 11 Oktober 2009

hmmm....
ternyata niat tak selamanya berjalan mulus....
niat yang melayang di benakku waktu bikin blog ini melaksa, sampai2 bingung mengingatnya....
kesibukan mulai mengejar lagi setelah hari raya,
semangat,
optimis,
tersenyum....

epriting is gone bi olret.... :-)