Aku lupa bahasa
Gagu
Ngilu
Terantuk ini bahasa kedua
Bahasa yang menyulur lipatan-lipatan rasa
Menyisipkan hangat hati
Meledakkan aroma semangat
Di pagi buta terjaga
Bahasa pertama tersimpan dalam alun bisik
Sujud khusuk doa-doa
Bahasa senyum tanpa air mata
Bahasa demi bukan karena
Sedang ini kali bahasa entah
Terpaut dalam getar tertahan
Ronta beringas serapah kata
Bahasa luka dalam tangis tawa
Bahasa walaupun bukan karena
Bahasa pertamaku Ibu
Sekedar kasih tanpa pamrih
Sederhana
Tapi ini kali bahasa gundah
Terinjeksi habis tuntas
Aku
Dalam bahasamu
Gagu
Ngilu
dunia kecil berpendar di sekelilingku tentang kisah cinta luka dan tawa tentang dunia dan manusia tentang tugas-tugas melelahkan menyenangkan tentang puisi dan aku
Senin, 18 Januari 2010
balada asam dan garam
Hai orang asing
Jangan saja berputar gasing
Meratalah meluluhlah
Kan kusitirkan sajak-
sajak sejuk pepohonan
kekata embun
kekata kabut
Kudongengkan nada-
nada angin lembah
kicau daun
kicau bunga
Kunyanyikan bait-
bait cinta dibukit hijauku
dan air terjun dilerengnya
yang jatuh jumpalitan bersama hatiku pada matamu
Hai orang asing
Jangan saja berputar gasing
Memecahlah menyatulah
Kan kubisikkan debar-
debar debur ombak
getar badai
getar pasir
Kutunjukkan suara-
suara gelora matahari jingga
semilir nyiur
semilir mutiara
Kudendangkan rintik-
rintik rindu terumbu karangku
dan kecipak sirip diselanya
yang bergolak berontak bersama hatiku pada senyummu
Kaulah asam itu
Kaulah garam itu
Dalam didihan ini kita bertemu
Melebur luruh dalam satu
Gelembung cinta menguap meruap
Perlahan mengental
Kekal……
Jangan saja berputar gasing
Meratalah meluluhlah
Kan kusitirkan sajak-
sajak sejuk pepohonan
kekata embun
kekata kabut
Kudongengkan nada-
nada angin lembah
kicau daun
kicau bunga
Kunyanyikan bait-
bait cinta dibukit hijauku
dan air terjun dilerengnya
yang jatuh jumpalitan bersama hatiku pada matamu
Hai orang asing
Jangan saja berputar gasing
Memecahlah menyatulah
Kan kubisikkan debar-
debar debur ombak
getar badai
getar pasir
Kutunjukkan suara-
suara gelora matahari jingga
semilir nyiur
semilir mutiara
Kudendangkan rintik-
rintik rindu terumbu karangku
dan kecipak sirip diselanya
yang bergolak berontak bersama hatiku pada senyummu
Kaulah asam itu
Kaulah garam itu
Dalam didihan ini kita bertemu
Melebur luruh dalam satu
Gelembung cinta menguap meruap
Perlahan mengental
Kekal……
Langganan:
Postingan (Atom)