Seribu satu kemunculanku
Dari kepompong
Cangkang telur
Bahkan dari untaian lendir di selokan samping rumahmu
Namun semuanya sama saja
Sebuah fragmen yang sama
Selalu sama
Pecah gelombang tangis pertama
Di antara senyum bahagia
Mengapa kalian menangis?
Tak tahukah udara mencubitiku
Atau dua sosok diam di sisiku
Dengan tumpukkan kertas dan pena bulu angsa
Tanpa senyum, tanpa tatapan hangat
Kedipan mataku dicatat
Tarikan nafasku dicatat
Pergerakan setiap selku dicatat
Bahkan aku belum melakukan apa-apa
Apakah kalian tahu itu, sedang kalian tersenyum
Bahagia
Ada apa dengan dunia ini
Inilah fragmen ironi
Tentang sebuah kelahiran